Saatini kelompok ludruk tradisional dapat dijumpai di daerah Surabaya, Mojokerto, dan Jombang; meski keberadaannya semakin dikalahkan dengan modernisasi. Ludruk merupakan suatu drama tradisional yang diperagakan oleh sebuah grup kesenian yang di gelarkan disebuah panggung dengan mengambil cerita tentang kehidupan rakyat sehari-hari, cerita
Kataludruk sebenarnya merupakan akronim dari kata "gela-gelo" (geleng-geleng) dan "gedruk-gedruk" (menghentakkan kaki ke tanah). Nama tersebut diambil karena dalam pertunjukan seni tradisional ini, para penari Remo seringkali menggelengkan kepala sembari menghentakkan kakinya ke tanah.
Alurcerita ini kemudian dikenal sebagai pertunjukan seni reog versi legenda Bantarangin. Reog Ponorogo merupakan kesenian yang menceritakan perang antara kerajaan Kediri dan kerajaan Bantarangin. Kebudayaan Reog yang begitu unik dan indah dapat mencuri perhatian dari berbagai negara. Beberapa waktu lalu terdapat isu bahwa negara tetangga
Vay Tiį»n Nhanh. Ludruk merupakan pertunjukan seni teater yang berasal dari daerah Jawa Timur. Teater ini mulanya berasal dari kalangan rakyat biasa untuk mengekspresikan perasaan. Bahasa yang digunakan merupakan bahasa sehari-hari rakyat yang diselingi dengan beberapa guyonan atau candaan dan gerak yang mudah cerita dalam kesenian Ludruk umumnya sangat dekat dengan keseharian masyarakat seperti percintaan, ekonomi, kehidupan dan terkadang juga menampilkan kritik-kritik sosial. Inilah mengapa kesenian Ludruk disebut sebagai teater rakyat. Kata Ludruk sendiri berasal dari kata gela-gelo dan gedrak-gedruk dalam bahasa Jawa. Gela-gelo dan gedrak-gedruk sendiri memiliki arti bahwa yang orang membawakan teater ini kepalanya bergeleng-geleng dan kakinya menghentakkan mula Ludruk masih belum diketahui dengan pasti hingga saat ini belum diketahui dengan pasti. Namun beberapa orang menuliskan bahwa asal mula Ludruk dimulai pada tahun 1907 di Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang. Kesenian Ludruk ini mulanya merupakan sebuah kesenian āngamenā yang berisikan syair-syair dan diiringi oleh aliran musik yang sederhana. Para pendiri kesenian Ludruk berpindah dari desa ke desa untuk memainkan kesenian awal mula Ludruk terbentuk, untuk menambahkan unsur komedi, salah satu pendiri kesenian ini mengenakan pakaian wanita dan merias wajanya dengan coretan-coretan. Kesenian ini pun mendapatkan banyak respon positif dari masyarakat sehingga Ludruk berkembang menjadi pementasan yang diadakan saat acara pernikahan maupun pesta rakyat. Kesenian Ludruk sangat berkembang dari masa ke masa dan dikategorikan menjadi empat periode yaituPeriode Lerok BesudPeriode Lerok Besud merupakan periode pertama pada perkembangan kesenian Ludruk. Ini terjadi pada tahun 1920 sampai 1930. Ini merupakan awal mula terciptanya kesenian Ludruk yang mulanya merupakan kesenian āngamenā oleh rakyat di daerah Diwek, Jombang menjadi acara yang dipentaskan pada acara Lerok dan LudrukPeriode Lerok dan Ludruk ini terjadi pada tahun 1930 hingga 1945 dimana pementasan Ludruk biasanya digunakan untuk mengkritik pemerintahan Belanda dan Jepang. Pada periode ini juga, Ludruk digunakan untuk menyampaikan pesan persiapan Ludruk KemerdekaanPeriode ini terjadi pada tahun 1945 hingga 1965 dan digunakan untuk hiburan. Selain itu kesenian Ludruk juga dimanfaatkan sebagai alat pemerintah untuk memberikan pesan tentang pembangunan. Pada masa ini terdapat dua grup Ludruk yang sangat terkenal yaitu Luduk Marhaen dan Ludruk Esa Pasca G30S PKIPeriode ini berlangsung dari tahun 1965 hingga sekarang. Pada tahun 1965 G30S PKI, Ludruk dimanfaatkan oleh PKI sebagai alat untuk propaganda PKI. Oleh karena itu kelompok-kelompok Ludruk yang memiliki kaitan dengan PKI dilebur dan dibina oleh ABRI. Sehingga pada tahun 1975 kelompok Ludurk menjadi kesenian yang berdiri sendiri, lepas dari ABRI hingga saat ini. Tags ilmu seni, Ludruk, Seni teater
Daftar isi1. WayangJenis WayangWayang PurwaWayang MadyaWayang AntaraWayang WasanaWayang DuparaWayang GolekWayang GedhogWayang BeberWayang Kidang KencanaWayang WahyuWayang SuluhUrutan Pertunjukan2. Ludruk3. Janger4. Kethoprak5. Sendratari Ramayana6. Tayub7. Reog Ponorogo8. LenongSaat ini pagelaran seni tradisional sudah terkena dampak dari kebudayaan modern. Seni pagelaran tradisional yang tidak bisa mengikuti perkembangan zaman lambat laun akan sisi lain, pagelaran seni tradisional yang hanya mengikuti perkembangan zaman tidak jarang justru mengurangi atau bahkan menghilangkan nilai-nilai luhur dari budaya yang ada dalam seni pagelaran pertunjukan tradisional atau yang disebut juga pagelaran seni tradisional adalah salah satu jenis kesenian yang tumbuh dan berkembang di suatu daerah yang masih digemari oleh masyarakatnya. Pagelaran seni tradisional ini memiliki ciri khas yang menunjukkan keunikan dalam masyarakat di tiap- tiap daerah. Ada empat jenis pagelaran seni tradisional yang dikenal di Indonesia, yaituPagelaran seni musikPagelaran seni tariPagelaran seni lawak komediPagelaran seni drama dan teaterBerikut akan diuraikan lebih lanjut mengenai jenis dan karakteristik seni pertujukan tradisional1. WayangWayang adalah seni pertunjukan yang ditetapkan oleh UNESCO sebagai salah satu warisan budaya dunia dari sendiri merupakan pertunjukan seni dengan menggunakan boneka wayang, yang bisa terbuat dari kulit atau kayu, yang menceritakan berbagai kisah sarat dengan makna filosofis bagi WayangMenurut jenis ceritanya, ada 11 jenis pertunjukan wayang, yakniWayang PurwaWayang purwa adalah pertunjukan wayang yang menceritakan wayang kadhewatan para Dewa sampai dengan Prabu Parikesit. Wayang purwa terbagi menjadi 4 jenis, yaituKadhewatan wayang purwa yang menceritakan para dewa, mulai dari Sang Hyang Manikmaya, Sang Hyang Ismaya, Sang Hyang Tejamaya, dan seluruh Dewa Dewi Sasra wayang purwa yang menceritakan peperangan antara Prabu Arjuna Sasra dengan Dasamuka, termasuk lakon Sumatri dan wayang purwa yang menceritakan Prabu Rama melawan Rahwana karena memperebutkan Dewi wayang purwa yang menceritakan keluarga Bharata Pandhawa dan Kurawa mulai masa kecilnya hingga terjadinya pereng Bharatayuda MadyaWayang madya adalah pertunjukan wayang yang menceritakan tentang Prabu Yudayana hingga Prabu Jaya Lengkara. Cerita ini digunakan untuk pertunjukan wayang di AntaraWayang antara adalah pertujukan wayang yang menceritakan Sri Gatayu hingga Panji WasanaWayang Wasana adalah pertunjukan wayang yang menceritakan kisah Damarwulan dengan DuparaWayang dupara adalah pertunjukan wayang yang menceritakan kisah Babad tanah GolekWayang golek adalah pertunjukan wayang yang menceritakan kisah Amir Ambyah dan Umarmaya, cerita Babone Saka Babad Menak, dan Layang Menak dari Timur Tengah.Wayang GedhogWayang gedhog adalah pertunjukan wayang yang menceritakan kisah Panji. Wayang gedhog dibuat dari BeberWayang beber adalah pertunjukan wayang yang gambar wayangnya ada di tirai yang bisa digulung. Adapun kisah yang diangkat dalam pertunjukan wayang beber bisa Kidang KencanaWayang kidang kencana adalah pertunjukan wayang yang menceritakan kisah-kisah WahyuWayang wahyu adalah pertunjukan wayang yang menceritakan kisah yang ada kaitannya dengan agama SuluhWayang suluh adalah pertunjukan wayang yang menceritakan keadaan negara saat ini. Biasanya pertunjukan wayang ini dilakukan sebagai sarana untuk memberi penyuluhan tentang program-program PertunjukanDalam pertunjukan wayang kulit, ada urutan-urutan yang harus diperhatikan. Berikut adalah urutan-urutan babak adegan dalam pagelaran wayang kulitJejer Pathet Enem 6. Bagian ini disebut juga bagian dasar cerita wayang. Dalam babak pathet 6 ini adalah beberapa adegan, sepertiKedhaton adegan di dalam kratonPaseban Jaba atau Tata BalaBedholanJejer SabranganPerang gagal perang yang terjadi di awal cerita, namun belum ada yang menang maupun kalah.Pathet Sanga 9. Di dalam babak pathet 9 ada beberapa adegan, yaituGara-Gara Keluarnya Punakawan, yaitu Semar, Gareng, Petruk, dan BagongPerang Kembang Perang antara kesatria dengan raksasa di tengah ceritaJejer PandhitaPathet Mayura. Dalam babak ini terdapat adeganPara ratu berkumpulPerang Brubuh Perang terakhir antara kesatria dan raksasa serta hancurnya kejahatan2. LudrukKata ludruk sebenarnya merupakan akronim dari kata āgela-geloā geleng-geleng dan āgedruk-gedrukā menghentakkan kaki ke tanah.Nama tersebut diambil karena dalam pertunjukan seni tradisional ini, para penari Remo seringkali menggelengkan kepala sembari menghentakkan kakinya ke tanah. Kesenian ludruk mengisahkan tentang kisah kehidupan sehari-hari, cerita perjuangan, dan semisalnya. Latar waktu yang digunakan biasanya adalah latar waktu pagelaran seni ludruk terdapat beberapa sajian yang harus ditampilkan secara urut, yakni sebagai berikutTari Remo. Tari Remo ini menggambarkan kesiagaan para pahlawan yang tengah melawan Bedhayan adalah syair-syair yang dilantunkan oleh para travesty orang laki-laki yang memakai riasan perempuan.Dhagelan. Dhagelan adalah adegan komedi yang diawali dengan melantunkan pantun atau biasa disebut dengan Kidungan Inti, yaitu bagian inti cerita yang ingin ditampilkan. Beberapa cerita yang terkenal dalam kesenian ludruk antara lainBrandhal LokajayaSogol Pendekar Sumur GemulingSarip TambakjayaJaka Sambang lan Sakerah3. JangerJanger adalah kesenian drama tradisional yang terkenal di wilayah Banyuwangi, Jawa timur. Sumber cerita yang digunakan dalam pertunjukan kesenian drama Janger diambil dari kisah babad, sejarah, dongeng, dan juga cerita pertunjukan kesenian janger, peraga menggunakan busana kraton untuk adegan dalam kratn dan juga busana adat Bali. Pertunjukan ini juga diiringi gamelan Bali dengan disertai tembang syair dan juga KethoprakKethoprak adalah salah satu jenis seni pagelaran tradisional yang berkembang di wilayah Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa kethoprak merupakan hiburan warga desa yang dimainkan sambil menabuh lesung alat untuk menumbuh padi agar gabahnya lepas, pada malam bulan laun kebiasaan tersebut berkembang, dimana selain menggunakan tabuhan lesung juga ditambah kendang, rebana, dan suling sehingga disebut juga kethoprak kethoprak lesung mulai muncul pada sekitar tahun 1887, sementara itu pertunjukan kethoprak secara lengkap mulai ada sejak sekitar tahun kethoprak pertama yang digelar untuk umum adalah Kethoprak Wreksatama yang disutradarai oleh Ki Wisangkoro. Semua pemain dalam pertunjukan tersebut adalah yang diangkat dalam pertunjukan tersebut adalah Kendhana-Kendhini, Darma-Darmi, Warsa-Warsi, dan selainnya. Struktur dalam pertunjukan ketoprak, yaituPangayubagya. Berisi gendhing dan nyanyian, pertemuan antara pada tokoh dalam pertunjukan dan tarian beksan Cerita. Inti cerita pada seni pertunjukan ketoprak, terdiri atasAdegan Jejer, yaitu bagian yang awal untuk memperkenalkan tokoh cerita, suasana, dan awal mula sebelum masuk ke dalam cerita yaitu bagian munculnya konflik yang harus dihadapi oleh para tokoh yaitu selingan dalam cerita berupa komedi atau humor, tarian, dan juga yaitu puncak dari konflik yang terjadi antara tokoh protagonis dengan tokoh yaitu penyelesaian dari permasalahan yang terjadi. Pada umumnya tokoh protagonis akan menang dan tokoh antagonis Sendratari RamayanaSendratari adalah seni pertunjukan yang menyajikan kesenian Jawa berupa tari, drama, dan musik di sebuah panggung pada momen tertentu untuk menceritakan kisah Ramayana yang disajikan dalam pagelaran Sendratari Ramayana sama dengan cerita Ramayana yang terukir pada relief Candi Prambanan. Jalan cerita yang dihadirkan terbagi menjadi 4 babak, yaituPenculikan ShintaMisi Anoman ke AlengkaKematian Dasamuka atau RahwanaBertemunya kembali Rama dan legendaris karya Walmiki yang ditulisnya dengan menggunakan bahasa Sansekerta ini, menceritakan rangkaian gerak tari yang diperagakan oleh para penari dengan diiringi musik ada dialog yang diucapkan oleh para penarinya, namun sindhen menggambarkan jalan ceritanya dengan menggunakan lagu-lagu dalam bahasa hal yang sangat menarik dalam pertunjukan Sendratari Ramayana ini adalah digunakannya lampu-lampu yang TayubTayub adalah pagelaran seni tradisional berupa Langen Beksan atau tarian dengan diiringi gendhing-gendhing Tayub ini berkembang di daerah-daerah di jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Kesenian Tayub dari masing-masing daerah memiliki ciri khas Reog PonorogoReog Ponorogo adalah kesenian tradisional yang berasal dari Jawa timur. Pertunjukan seni ini berwujud seni tari yang diperagakan oleh banyak penari dengan peraga utamanya menggunakan topeng kepala singa yang dibagian atasnya ada mahkota dari bulu-bulu merak. Berat dari topenng tersebut mencapai kisaran 50 kg dan digunakan dengan cara menggigitnya. Beberapa nama peraga dalam kesenian reog ponorogo adalah sebagai berikutJathil. Yaitu prajurit yang naik Dhadhak Merak. Berwujud topeng singa hingga mahkota bulu Sewandono. Menggambarkan raja Kelana yang Sakti MandragunaBujang Ganong Ganongan. Menggambarkan Patih Pujangga LenongLenong merupakan kesenian asal Betawi. Pertunjukan seni lenong menggunakan iringan musik gambang kramong yang terdiri dari berbagai alat musik, seperti gambang, kromong, gong, kendang, kempor, suling, dan alat musik lainnya memiliki unsur China, seperti tehyan, konghyan, dan sukong. Pada umumnya, cerita yang diangkat dalam pertunjukan Lenong mengandung pesan moral. Pertunjukan lenong disajikan dengan menggunakan bahasa Indonesia dengan dialek dua jenis pertunjukan Lenong, yaituLenong DenesKata Denes diambil dari kata Dinas yang berarti resmi. Dalam pertunjukan lenong jenis ini, para pemainnya menggunakan busana resmi dengan setting cerita di masa kerajaan, lingkungan bangsawan, ataupun kisah-kisah 1001 malam. Adapun bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia yang lebih PremanPada jenis pertunjukan lenong preman ini tidak ada ketentuan busana yang harus digunakan. Cerita yang diangkat dalam Lenong Preman ini adalah kisah rakyat jelata, kisah pendekar rakyat, dan semisalnya. Sedangkan bahasa yang digunakan adalah bahasa percakapan sehari-hari yang tidak formal.
Ludruk merupakan salah satu seni pertunjukan teater tradisional di Indonesia. Ludruk berasal dari daerah Surabaya, Jawa Timur. Namun menurut beberapa sumber menyebutkan cikal bakal kesenian Ludruk berasal dari Jombang. Ludruk dipentaskan oleh grup kesenian yang biasanya digelar diatas panggung. Ludruk mengambil cerita tentang kehidupan sehari-hari atau cerita perjuangan yang diselingi dengan lawakan. Ludruk juga menggunakan gamelan sebagai alat musik, sehingga gelaran Ludruk terbilang cukup meriah. Dialog atau monolog yang digunakan para pemain Ludruk menggunakan bahasa Surabaya. Bahasa yang digunakan lugas, sehingga dapat dengan mudah dipahami para penonton. Suatu pementasan Ludruk terdiri dari tari ngremo, lawakan, kidungan, bedayan, dan lakon cerita. Sejarah Singkat Kesenian Ludruk Dikutip dari laman kesenian Ludruk sudah berkembang di masyarakat Majapahit sejak abad ke- 12 Masehi. Ludruk saat itu dikenal sebagai Ludruk Bandhan. Ludruk Bandhan merupakan kesenian pamer kekuatan dan kekebalan pasa masa itu. Ludruk Bandhan saat itu digunakan untuk pamer ilmu kanuragan yang dimiliki para pemainnya. Para pemain Ludruk Bandhan akan beratraksi dengan diiringi alat musik kendang dan jidor di tanah lapang. Ludruk Bandhan kemudian berkembang menjadi seni pertunjukan lerok Pak Santik pada tahun 1907 di Jombang. Pak Santik merupakan sosok yang memperbarui kesenian Ludruk Bandhan. Pak Santik akan dirias seperti perempuan menggunakan ikat kepala dan bertelanjang dada dalam pertunjukan. Selama pertunjukan Pak Santik akan bercerita isi hatinya sambil memetik lerok. Sesekali Pak Santik menirukan bunyi alat musik yang ia bawa, sedang kakinya dihentak-hentakan hingga menimbulkan bunyi āgedrukā. Berawal dari pertunjukan Pak Santik inilah Lerok menjelma menjadi ludruk, yang diambil dari hentakan kaki pemain lerok. Perkembangan seni pertunjukan Lerok atau cikal bakal ludruk kemudian berkembang menjadi Besutan. Dalam bahasa Jawa Besutan berasal dari kata ā Besut ā yang berarti membersihkan atau mengulas. Perkembangan kesenian ludruk juga tidak lepas dari sosok bernama Cak Durasim. Cak Durasim mengenalkan pertunjukan seni serupa Besutan pada masa penjajahan Jepang. Pertunjukan yang digelar Cak Durasim di Genteng Kali, Surabaya ini lah yang kemudian diberi nama Ludruk. Kesenian ini dulunya berfungsi sebagai hiburan rakyat saja, namun seiring perkembangannya fungsi ludruk juga berevolusi. Berkembang Menjadi Alat untuk Mengkritik Penjajah Fungsi kesenian Ludruk juga berkembang sebagai pembawa pesan untuk penonton dan kritik pada penguasa. Menurut Sunaryo dkk 1997 dalam jurnal yang berjudul Perkembangan Ludruk di Jawa Timur, fungsi ludruk kemudian dibagi menjadi dua, yakni sekunder dan primer. Fungsi primer kesenian ludruk, adalah digunakan dalam upacara adat dan ritual tertentu, estetis, dan sarana hiburan rakyat. Saat masa-masa perjuangan melawan penjajah, ludruk juga berfungsi sebagai alat perjuangan meraih kemerdekaan. Ludruk digunakan sebagai media kritik sosial kepada pemerintah Hindia Belanda saat itu. Sementara, fungsi sekunder ludruk antara lain sebagai sarana pendidikan, penguat solidaritas, mengajarkan kebijaksanaan, dan masih banyak lagi. Kritik sosial pada gelaran ludruk disampaikan melalui parikan atau pantun yang dikemas secara halus. Bahkan kritik juga disampaiakn oleh para pemain ludruk melalui guyonan yang dilempar satu sama lain diatas panggung pementasan. Fungsi ludruk sebagai media perjuangan juga berlanjut saat masa penjajahan Jepang. Cak Durasim juga menggunakan ludruk untuk menyampaikan kritik kepada pemerintahan pendudukan Jepang. Ada kisah suatu kali Cak Durasim mengucapkan pantun yang berisi kritik ditengah pertunjukan kesenian ludruknya. āBekupon omahe doro, melok Nippon tambah sengsoroā yang memiliki arti ā Bekupon rumah burung dara, ikut Nippon lebih sengsaraā. Namun rupanya pantun yang Cak Durasim bawakan diatas panggung sandiwara teater ludruk menjadi boomerang untuknya. Pantun yang berisi kritikan pedas terhadap pemerintah Jepang kemudian dilaporkan oleh seorang pribumi yang menjadi mata-mata Jepang. Sehingga, pemerintah pendudukan Jepang kemudian menangkap Cak Durasim. Cak Durasim dijebloskan ke dalam penjara Genteng Kali, Surabaya. Ia juga menghembuskan nafas terakhirnya di tempat itu. Perkembangan ludruk terus berlanjut pada masa kemerdekaan Indonesia. Alat Propaganda Pasca-kemerdekaan, selain sebagai hiburan, kesenian ludruk juga berfungsi sebagai alat propaganda pemerintah untuk mengkampanyekan pembangunan. Pada masa ini juga terdapat dua grup ludruk yang sangat popular yaitu Ludruk Marhaen dan Ludruk Tresna Enggal. Ludruk Marhen diprakasai oleh sosok bernama Cak Bowo. Cak Bowo merupakan penerus Cak Durasim, ia lahir ketika Cak Durasim berada pada masa jayanya ketika memimpin grup ludruk. Cak Bowo pernah bergabung dengan Pemuda Sosialis Indonesia dan ikut serta dalam melawan Belanda di Surabaya. Cak Bowo juga bergabung dalam Ludruk Marhaen dan menjadi wajah dari grup ludruk tersebut. Ludruk Marhaen adalah salah satu grup ludruk yang sering mendapatkan undangan dari Soekarno untuk tampil di Istana Negara. Hal ini dikarenakan grup tersebut kerap mempropagandakan ide politik Soekarno. Ludruk saat itu juga sebagai alat untuk menggalang massa. Sebab, ludruk merupakan kesenian yang sangat merakyat. Sayangnya pasca-tragedi 1965, eksistensi ludruk turut meredup. Ludruk saat itu dikenal sebagai salah satu hiburan yang akrab digunakan sebagai media penyebaran paham-paham komunis di Jawa Timur. Banyak grup-grup ludruk yang dibina kembali hingga tahun 1975. Cerita yang dapat dipentaskan diatas panggung Ludruk menjadi terbatas. Para pemain ludruk juga tidak bisa sembarang melemparkan guyonan, sebab pada dasarnya para pemain ludruk tidak menggunakan naskah. Sayangnya, setelah itu grup-grup ludruk mulai kehilangan eksistensinya. Bahkan, kesenian ludruk perlahan mulai ditinggalkan oleh masyarakat.
reog dan ludruk merupakan seni pertunjukan daerah dari